Banyuwangi - Ritual Bubak Bumi di Banyuwangi tidak sekadar menjadi awal musim tanam, namun juga menggambarkan kedalaman spiritualitas dan kebersamaan di antara petani setempat. Dalam upacara yang penuh makna ini, petani dari Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, berkumpul untuk menyampaikan rasa syukur atas hasil panen tahun ini dan memohon doa bersama untuk kelancaran musim tanam mendatang.
Tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang masih terus dijaga dengan baik oleh masyarakat Banyuwangi, mengukuhkan bahwa Bubak Bumi bukan hanya sebuah upacara, tetapi juga jalinan emosional yang memperkukuh persatuan di kalangan petani.
Bubak Bumi adalah tradisi yang dilakukan para petani dalam mengawali musim tanam. Ritual ini dilaksanakan untuk memohon kepada Tuhan agar selama musim tanam, para petani ini dijauhkan dari segala macam persoalan seperti datangnya hama dan bencana alam.
Para petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) itu membawa makanan dari rumah. Makanan tersebut kemudian saling ditukarkan satu sama lain. Kemudian disantap di tempat.
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki nilai kearifan lokal yang perlu dijaga.
Sebab, kata dia, tradisi Bubak Bumi atau ada yang mengatakan Bubak Sawah merupakan tradisi turun temurun.
“Bubak Bumi adalah tradisi yang digelar dalam rangka mensyukuri hasil panen tahun ini dan memohon doa kepada Yang Maha Kuasa untuk musim tanam tahun depan,” ungkapnya.
Selain ditradisikan untuk mengawali musim tanam, Bubak Bumi ini juga digunakan sebagai perekat rasa persaudaraan.
Mereka berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling memberikan semangat untuk menghadapi tantangan di lapangan. Kebersamaan ini dianggap penting untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi dinamika pertanian.
Bubak Bumi diwarnai dengan serangkaian upacara, mulai dari prosesi ritual hingga pembacaan doa bersama.
Petani membawa makanan dari rumah masing-masing, menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Banyuwangi.
“Bubak Bumi adalah bagian dari warisan budaya yang harus kita lestarikan. Selain sebagai bentuk spiritualitas, tradisi ini juga menciptakan rasa persatuan di antara petani," tambahnya.
Guntur menyebut, Dinas PU Pengairan Banyuwangi terus berupaya memberikan pelayan terbaik kepada para petani.
Terutama dalam memastikan keandalan jaringan irigasi, seperti pengerukan sedimentasi, perbaikan jaringan yang rusak dan upaya lainnya.
“Kami juga terus berupaya membangun jaringan irigasi untuk kebutuhan para petani. Ini sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian di Banyuwangi,” ujarnya.