Penarakyat.co.id – Kabar kurang sedap kembali mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kabar itu bersumber dari Farid Azhar, guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang bertugas di SDN Tulungrejo I, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Margomulyo, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, tersebut dikabarkan telah melakukan perbuatan yang berpotensi menjatuhkan martabat kaum pendidik.

Dia disebut-sebut telah melakukan perselingkuhan. Dan tak tanggung-tanggung, yang diselingkuhi adalah istri 2 tetangga sekaligus. Yakni NT yang merupakan istri dari T dan DW alias P, yang merupakan istri dari J, yang tak lain masih tetangganya sendiri, di Dusun Sumbermulyo, Desa Margomulyo.

Perbuatan Farid, menurut informasi sudah terendus masyarakat Dusun Sumbermulyo, sejak beberapa bulan lalu. Bahkan beberapa waktu belakangan, Farid kepergok para tetangga sedang berduaan layaknya sepasang kekasih, dengan DW alias P, dibelakang rumah LH, salah satu tetangga.

“Saya dan teman mergoki dia (Farid Azhar) berduaan dengan (DW alias P),” ucap IL, salah satu warga, Rabu (20/9/2023).

Apa yang dilakukan Farid Azhar ini sangat disayangkan oleh masyarakat Dusun Sumbermulyo, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore. Sebagai seorang guru atau pendidik, hal itu seharusnya tidak boleh dilakukan. Karena bukan hanya berpotensi mencoreng nama baik kaum pendidik, namun juga bisa merusak citra baik dunia pendidikan.

Dikonfirmasi wartawan, Farid Azhar, mengaku dia adalah orang yang suka bercanda, sehingga tidak menutup kemungkinan menimbulkan persepsi miring.

“Kami takut ini hanya persepsi saja, karena selama ini saya orangnya memang suka guyon dengan siapapun,” kata Farid Azhar.

Menanggapi kabar perilaku Farid Azhar, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, mengaku akan langsung melakukan tindak lanjut.

“Segera kita tindak lanjuti,” tegasnya.

Namun sayang, ulah Farid Azhar, si Ketua PPS Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, belum mendapat tanggapan dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, Dwi Anggraeni Rahman. Pertanyaan wartawan melalui pesan Whatsapp (WA) hingga kini belum diberi jawaban. (*)